Solusi Bijak selain Membakar Sampah
Solusi Bijak selain Membakar Sampah
Sampah merupakan permasalahan yang kerap terjadi di perkotaan. Padatnya penduduk diiringi meningkatnya konsumtifitas tak ayal memberikan dampak meningkatnya sampah rumah tangga. Solusi yang bijak di perlukan tidak hanya sekedar menyingkirkan dengan membakar sampah karena dampak yang di timbulkan pembakaran sangat buruk bagi lingkungan.
Sampah plastik yang menggunung menyimpan kandungan karbon dan hidrogen. Jika plastik beserta sisa makanan itu dibakar, akan memproduksi dioksin dan furan. Zat tersebut dalam konsentrasi kecil saja bisa menyebabkan kematian . Tidak hanya itu, zat tersebut akan terkumpul dengan zat lain seperti klorida yang ditemukan pada sisa makan. Ketika disulut oleh api, campuran zat berbahaya ini akan terlepas dan membahayakan lingkungan.
Seandainya paparan zat dioksin dihirup oleh manusia dalam waktu singkat, maka akan menimbulkan reaksi batuk, sesak napas, dan pusing. Gejala ini merupakan bentuk respons tubuh ketika terpapar zat berbahaya.
Bahaya Dioxsin akibat membakar sampah
Dioksin merupakan kelompok zat-zat berbahaya yang termasuk ke dalam golongan senyawa CDD (Chlorinated Dibenzo-p-Dioxin), CDF ( Chlorinated Dibenzo Furan ), dan PCB (Poly Chlorinated Biphenyl). Terdapat ratusan senyawa yang termasuk dioksin, salah satunya adalah TCDD (2,3,7,8- tetrachlorodibenzo-p-dioxin ) yang dikenal paling beracun (Mukerjee, 1998).
Dioksin berasal dari proses sintesis kimia pada proses pembakaran zat organik yang bercampur dengan unsur halogen pada temperatur tinggi. Dioksin berasal dari pembakaran limbah rumah tangga maupun industri yang mengandung senyawa klor seperti industri kimia, pestisida, plastik, dan pulp kertas.
Pembakaran karbon yang tidak sempurna menghasilkan karbon monoksida dan partially oxidized hydrocarbons. Adanya suhu tinggi menyebabkan sebagian kecil nitrogen akan teroksidasi menjadi nitrat oksidan dan nitrat dioksida. Adanya sulfur dalam bahan bakar atau limbah akan teroksidasi menjadi sulfur dioksida dan sulfur trioksida yang akan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat.
Apabila limbah atau bahan bakar mengandung halogen seperti klorin dan fluorin, dapat terjadi pembentukan dioksin dari reaksi senyawa-senyawa yang telah disebutkan sebelumnya dengan air dan oksigen pada suhu 250 °C – 400 °C yang disebut sebagai de novo synthesis(Raghunathan and Gullett, 1996).
Berdasarkan Enviromental Protection Agency (1994), beberapa sumber utama dioksin berasal dari hasil pembakaran sampah; hasil sampingan proses produksi pestisida; hasil pembakaran pada proses produksi baja; dan air buangan industri, terutama industri kertas yang menggunakan klor sebagai pemutih. Dioksin juga dapat dihasilkan dari kebakaran hutan dan aktivitas gunung berapi (Tchobanoglous et al., 1993) di kutip dari wikipedia
Solusi bijak tidak membakar sampah
Penyadaran masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkannya perlu terus kita upayakan . Penyadaran ini penting karena banyak yang beranggapan bahwa masalah sampah adalah tanggung jawab pemerintah saja . Masalah sampah tidak bisa di bebankan pada satu pihak saja. Butuh kolaborasi berbagai pihak untuk menuntaskan masalah ini. Kolaborasi pemerintah , Kader penggerak , masyarakat , instansi terkait dan akademisi di perlukan agar pengelolaan sampah di perkotaan bisa sukses di laksanakan. baca kegiatan kader lingkungan
Tujuan pengelolaan sampah adalah membuat sampah memiliki nilai ekonomi atau merubahnya menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan.
Pengelolaan sampah rumah tangga
1. Pisahkan Sampah Sesuai Dengan Jenisnya
Langkah pertama sistem pengelolaan sampah di rumah adalah memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Ada dua jenis sampah yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah Organik itu jenis buangan yang bisa diurai oleh tanah. Sedang sampah an-organik itu seperti plastik , karet atau apa saja yang sulit / lama di urai tanah.
Siapkanlah dua tempat sampah yang berbeda di rumah yang dikhususkan untuk setiap jenis-jenis sampah. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam seperti sisa makanan atau daun.
2. Pengelolaan Sampah Organik
Cara pengelolaan sampah organik yang paling mudah adalah dengan membuatnya menjadi pupuk kompos . Pembuatan kompos bisa menggunakan komposter atau cukup di timbun di tanah .
3. Pengelolaan Sampah Anorganik
Sebagian sampah anorganik dapat didaur ulang, seperti kertas, kardus, botol kaca, botol plastik, kaleng dan lainnya. Sebagian sampah tersebut bisa di perjual belikan melalui lapak atau Bank sampah .
Jadi jangan menyerah dalam menangani sampah , cari cara yang bijak agar tidak ada dampak baru yang mungkin bisa membahayakan lingkungan.